SBY Sanggah Tuduhan Dua Koran Australia

Dua koran Australia, The Age dan The Sydney Morning Herald, Sabtu (12/3) memuat sanggahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atas berita dugaan korupsi dan penyalahgunaan kekuasan yang sebelumnya diberitakan kedua media tersebut.

Berikut ini terjemahan utuh atau saduran dari artikel The Age berjudul President Rejects Corruption Claim yang ditulis Tom Allard. Artikel itu dimuat pada rubrik World, The Sydney Morning Herald, halaman 16, edisi 12 Maret 2011. Judul berita tersebut adalah Washington Envoy Apologises over Corruption Claims in Embassy Cables (utusan washington meminta maaf atas klaim korupsi dalam kawat kedutaan).

INDONESIA menuntut, dan mendapatkan ungkapan penyesalan dari Duta Besar AS di Jakarta, kemarin, seiring pernyataan tegas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang menyanggah tuduhan dari kawat diplomatik AS bahwa dirinya dan keluarga terlibat dalam korupsi.

Tuduhan demi tuduhan yang diungkapkan The Age kemarin dan didasarkan informasi yang diperoleh WikiLeaks, menciptakan keributan di media-media Indonesia setelah Menteri Luar Negeri mereka, Marty Natalegawa menemui Dubes AS Scot Marciel untuk secara resmi mengajukan protes keras.

Pada konferensi pers yang tidak biasa, dan pada beberapa saat setelah pertemuan, Marciel enggan mengonfirmasi atau menyanggah kebenaran informasi kawat ataupun mengomentari tuduhan-tuduhan spesifik di dalamnya.

Akan tetapi ia berkata, secara umum, kawat-kawat seperti itu mengandung informasi yang apa adanya dan sering kali masih mentah, yang juga kerap tidak lengkap dan belum terbukti kebenarannya.
"Kami mengungkapkan penyesalan terdalam kepada Presiden Yudhoyono dan pada warga Indonesia," kata dia. Ia menambahkan bahwa pemublikasian kabel-kabel diplomatik sangat tidak bertanggung jawab.

Marciel tiba-tiba meninggalkan konferensi pers tidak lama setelahnya. Ia meninggalkan Natalegawa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seorang diri.

Sementara itu, Yudhoyono mengatakan The Age telah melanggar kode etik jurnalisme universal dengan menerbitkan rincian dari kabel diplomatik tanpa meminta komentar dari dirinya terlebih dahulu. "Presiden sama sekali tidak senang dengan ulasan palsu, penuh kebohongan, yang berkelanjutan di The Sydney Morning Herald dan The Age." Demikian keterangan pers Presiden" yang dibacakan juru bicara seniornya, Daniel Sparingga. "Kadar berita itu penuh sensasi dan menghina, semuanya omong kosong."

Kabel-kabel diplomatik dari Kedubes AS di Jakarta, dikirim antara 2004 dan 2010, mengandumg berbagai tuduhan menakjubkan tetapi belum diverifikasi tentang tingkah laku Yudhoyono, istri, dan keluarga. Di antara tuduhan itu adalah Yudhoyono memerintahkan penghentian investigasi kasus korupsi tokoh politik Taufik Kiemas, menerima dana dari pebisnis kontroversial Tomy Winata via makelar, dan bahwa ibu negara, Kristiani Herawati, telah mencari profit pribadi dengan bertindak selaku makelar atau fasilitator usaha-usaha bisnis.

Menteri Sekretaris Negara, Sudi Silalahi mengatakan, "Ibu Negara menangis setelah mendengar tuduhan-tuduhan tersebut." Diplomat-diplomat AS juga melaporkan Yudhoyono menggunakan jasa intelijen guna memata-matai sekutu dan rival politiknya.

Menurut kawat diplomatik AS, sumber-sumber dari klaim itu termasuk TB Silalahi, salah satu orang kepercayaan Presiden, menteri kabinet Agung Laksono, dan perwira senior intelijen Yahya Asagaf.

Silalahi mengatakan kepada portal berita Tempo Interaktif bahwa itu sama sekali tidak benar. Laksono tidak memberi komentar. Yahya tidak bisa dikontak.

Yudhoyono memiliki reputasi untuk integritas. Natalegawa mengatakan para aparat tidak akan menginvestigasi klaim-klaim tersebut. "Indonesia merupakan negara yang telah banyak berubah. Oleh karena itu, apa yang dilaporkan terasa sangat menyakitkan, dan terutama tidak dapat diterima." (MI/RIZ)

Posting Lebih Baru Posting Lama

Leave a Reply

Páginas

Popular posts

Buscar

Entradas populares